Siapkan dengan Matang, Persiapan Resign Paling Vital yang Tidak Boleh Diabaikan

 



Memutuskan untuk resign di tengah nyamannya bekerja, tentu bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Ada banyak hal yang akan jadi beban pikiran jika tidak dipersiapkan dan dipertimbangkan dengan matang. Itu pula yang saya alami serta teman saya ketika memutuskan untuk resign.
Jangan sampai setelah resign, kemudian timbul penyesalan akibat tidak adanya persiapan matang. Baik itu persiapan fisik, materi hingga psikis. Sepenting itukah persiapannya? Bagaimana jika ada persiapan yang terlewat?. Persiapan detail seperti apa yang harus disiapkan sejak jauh hari, kita kulik hingga habis di sini, ya!


Catat, Ini Dia Persiapan Resign yang Tidak Boleh Diabaikan

Pada dasarnya resign bukanlah perkara yang mudah untuk dilakukan. Apalagi untuk mereka yang telah lama bekerja, mendapatkan gaji yang lumayan, menempati posisi bagus hingga lingkungan kerja yang nyaman. Namun, adakalanya karena tuntutan keadaan, misalnya anak yang mulai tidak terurus hingga tidak ada ijin lagi dari suami, mau tidak mau resign adalah keputusan berat yang harus diambil.


Bagi sebagian besar orang, resign mungkin tidak jadi masalah. Namun, bagi sebagian lain bisa mendatangkan dilema besar hingga penyesalan utamanya ketika muncul masalah baru terkait finansial setelah resign. Tentu saja usai resign pendapatan dalam rumah tangga tidak akan seperti dulu. Bahkan ada yang karena tidak ada persiapan fisik dan mental, akibat resign ini menjadikan percecokan.
Lalu bagaimana resign tepat yang tidak menimbulkan banyak masalah? Pastinya butuh banyak persiapan matang dalam berbagai hal. Apa saja persiapannya, simak selengkapnya di bawah ini;


•    Persiapkan Mental dengan Baik


 

Memutuskan untuk resign bukanlah hal yang mudah. Apalagi bagi mereka yang telah memiliki posisi dan gaji yang nyaman. Baik itu akan bekerja di tempat lain atau full di rumah, tetap resign adalah pilihan yang sulit.


Untuk itulah persiapan paling vital yang harus disiapkan adalah kesiapan mental. Siap tidakkah kondisi mental kita setelah tidak lagi bekerja di tempat yang dulu. Siap tidak lagi bekerja apabila memutuskan untuk jadi ibu rumah tangga seutuhnya.


Siap mental tidak lagi mendapat gaji bulanan seperti biasanya. Apabila mental tidak disiapkan dengan baik, bisa jadi setelah beberapa bulan resign justru kita bisa stres sendiri karena berhadapan dengan ritme hidup yang berubah sepenuhnya. Terlebih terkait soal keuangan. Ujung-ujungnya akan merasakan penyesalan.


•    Finansial Harus Tetap Stabil


 

Resign artinya kita tidak akan lagi mendapatkan penghasilan seperti biasanya. Sumber pendapatan keluarga pun akan berkurang. Bagi yang tidak siap serta tidak menyiapkan tabungan, keputusan resign justru akan menimbulkan banyak masalah baru.


Salah satunya adalah cekcok dengan pasangan, mulai berhutang, tutup lubang gali lubang hingga terjebak pinjaman online ketika finansial bermasalah.


Oleh karena itu pastikan bahwa keuangan atau finansial keluarga telah stabil saat memutuskan resign. Paling tidak terdapat saving yang cukup. Pengaturan finansial agar tidak bermasalah bisa pula dengan melakukan pengetatan pada pengeluaran hingga kondisi finansial benar-benar stabil.


•    Karir Baru


 

Meskipun memutuskan untuk resign dari pekerjaan lama, bukan berarti tidak bisa bekerja kembali. Ada beberapa orang yang memutuskan untuk bekerja dari rumah sambil mengawasi perkembangan anak dan mengurus keperluan keluarga.


Untuk perempuan yang ingin tetap bekerja sambil jadi IRT ada banyak pilihan yang bisa diambil. Contohnya, membuka online shop,jadi penulis, jadi editor, jadi blogger, membuka bisnis rumahan atau yang lainnya yang menghasilkan uang.
Dengan melakoni pekerjaan baru, pastinya dapat mengalihkan dari pikiran yang tidak sehat saat dilema setelah resign. Menghadapi pekerjaan baru akan membuat suasana baru yang membuat hati juga ikut gembira. Bonusnya tentu dapat penghasilan.


•    Diskusikan dengan Keluarga


 

Jangan memutuskan resign seorang diri walaupun hal tersebut adalah keinginan pribadi. Paling tidak harus diskusi dulu dengan keluarga, utamanya suami. Jangan sampai setelah resign justru mendapat cemoohan.
Bicarakan dengan baik bersama keluarga alasan apa yang mengharuskan untuk resign. Apabila harus resign karena ingin fokus mengurus keluarga pastinya keluarga tidak akan keberatan.


•    Siap dengan Komentar Orang 


    

Mendapatkan omongan miring setelah tidak bekerja adalah hal yang lumrah. Banyak yang beranggapan bahwa wanita yang jadi IRT tidak bisa berdaya dan berkarya sehingga dianggap jadi beban. Padahal peran IRT sangatlah berat dan tidak mudah.


Resign artinya harus siap pula dengan komentar tidak menyenangkan dari orang lain. Siapkan hati dan mental sekuat tenaga sehingga ketika komentar tersebut muncul tetap akan baik-baik saja.
Menjadi pegawai, pekerja kantoran atau ibu rumah tangga adalah pilihan masing-masing. Ketika memutuskan untuk resign dan ingin jadi IRT sepenuhnya, bukanlah keputusan buruk dan salah. 

Ada beberapa wanita yang lebih memilih jadi IRT dari pada harus menyewa orang untuk menjaga anak-anak. Jadilah, keputusan resign harus diambil dengan berat untuk kelangsungan membersamai perkembangan anak. Apabila persiapan sebelum resign telah disiapkan dengan matang, resign bukan lagi hal yang menakutkan. Percayalah, bahwa selalu ada rejeki lain yang akan menghampiri meskipun jadi IRT asalkan tetap mau usaha dan berdoa.

0 komentar:

Posting Komentar