Banyak yang bertanya kenapa tiba-tiba saya memutuskan untuk resign. Padahal sudah lama saya berstatus sebagai karyawan dengan gaji yang lumayan. Banyak juga yang menyayangkan keputusan tersebut. Namun, ada pula yang mendukung keputusan tersebut, mensuport dan menguatkan alhamdulilah.
Bagi saya wajar, apabila banyak pro dan kontra ketika keputusan besar itu saya ambil.
Tidak mudah memang pada awalnya. Setidaknya butuh waktu setahun berpikir, apakah saya memang harus resing dengan berbagai resiko atau tetap bekerja dengan berbagai resiko pula.
Yang menjadi pertimbangan besar adalah perkembangan putri saya. Dengan kondisi sebagai karyawan yang harus bekerja dari pagi hingga sore atau bahkan malam, otomatis saya hanya mempunyai waktu yang sempit untuk membersamai dan mengamati perkembangannya.
Apalagi jelang ia masuk sekolah PAUD, ia butuh banyak perhatian dari saya yang mungkin tidak bisa didapatkan dari orang lain. Dengan pertimbangan itulah, medio 2020 saya mantap memasukkan surat resign ke meja pimpinan kantor.
Berat sih, pada awalnya. Namun, mau bagaimana lagi ketika keluarga saya lebih membutuhkan peran saya, disitulah saya harus membuang ego dan rasa berat tersebut.
Kini, setelah hampir 2 tahun berstatus sebagai ibu rumah tangga jujur saya masih terngiang-ngiang dan merasa iri ketika melihat orang-orang berseragam dan berangkat ke kantor. Rasanya ingin mengulang masa-masa dahulu saat masih berseragam kantor.
Lalu apakah dengan begitu saya menyesal? Rasa itu pasti pernah ada. Akan tetapi, perlahan hilang semenjak saya punya profesi baru selain sebagai ibu rumah tangga. Ya, disamping momong anak saya juga nyambi jadi penulis freelance diberbagai agen kepenulisan untuk mengusir penat dan menyalurkan hobi. Lumayan dari sana, saya bisa menghasilkan sedikit cuan.
Sebenarnya profesi ini sempat saya jalani ketika saya masih berstatus karyawan, tapi tidak bisa full time karena memang harus mengutamakan pekerjaan kantor. Nah, setelah resign inilah saya mantap untuk menjadi content writer dan satu lagi, blogger hehe.
Kalau blogger memang masih belajar karena dunia ini awam bagi saya. Alhamdulilah...dari profesi content ini saya punya banyak teman baru yang mengajari saya tentang blog. Dari sini pula saya bisa mendapat sedikit tambahan penghasilan.
Sekarang setelah sekian lama melepas seragam kebangsaan kantoran, saya mencoba untuk legowo dan tidak menyesal lagi. Bangga dengan profesi baru menjadi penulis lepas. Meskipun gajinya tidak sebesar gaji saya saat ngantor, alhamdulilah...tetap bisa buat dapur ngepul.
Dari situlah akhirnya saya dapat banyak hikmah. Tidak lagi bekerja di kantor bukan berarti tidak bisa berkarya dan mendapatkan penghasilan. Saya sudah membuktikannya, yang penting yakin jika Allah menutup salah satu jalan rezeki, Allah pasti akan membuka banyak jalan rezeki lainnya untuk kita. Tetap tawakal dan ikhtiar.
Bagi yang ingin resign, jangan pernah takut dan berpikiran yang tidak-tidak. Yakin pasti akan ada banyak jalan yang bisa membantu. Namun, sebelum resign tetap harus punya pertimbangan serta persiapan yang matang. Apa saja persiapannya, next saya bahas ya!
To be continue....
0 komentar:
Posting Komentar