"Terkadang kita melihat orang lain hidupnya bahagia sekali tanpa ada masalah, tapi belum tentu. Bisa saja orang tersebut sedang menghadapi ujian atau masalah yang lebih hebat dari kita"
Setiap orang yang hidup di dunia pasti pernah diuji dengan berbagai cobaan. Tidak ada satupun manusia di muka bumi ini yang luput dari ujian. Cara orang dalam menghadapi ujian pun berbeda-beda. Begitu pula ketika memaknainya. Ada yang bersyukur ketika diberi ujian, karena dia berhusnudzon pada Allah, mungkin ujian yang ia alami sebagai wujud teguran dari Allah atas kesalahan yang dilakukan.
Ada pula yang memaknainya sebagai masalah berat dan merasa sedih sepanjang waktu dan sibuk mencari kesalahan. Cara memaknai dan menghadapi memang tergantung keadaan iman serta kematangan pribadi masing-masing.
Sebagai manusia dan hamba Allah, sudah sepatutnya apabila menerima ujian, kita bisa berlapang dada. Paling penting adalah introspeksi diri, mengapakah ujian tersebut datang pada kita. Mungkin Allah sedang rindu dan ingin kita mendekat kembali padaNya. Tidak lagi melupakan atau menduakan Allah.
Ujian dan cobaan adalah suatu hal yang penting dalam kehidupan kaum mukminin karena beberapa alasan hal berikut:
Mendidik Kaum mukminin
setiap ujian pasti akan membawa pelajaran. Salah satunya adalah agar kita lebih matang dan lebih dewasa dalam menghadapi segala masalah yang akan kita hadapi di masa depan nanti. Setiap manusia tentu tidak akan luput dari masalah yang datang bertubi-tubi.
Saat masalah datang sudah sepantasnya apabila kita memperbanyak istighfar dan memohon ampunan dari Allah agar masalah atau ujian segera bisa berlalu.
Menghapus dosa dan mengangkat derajat manusia di sisi Allah.
Setiap manusia yang menghadapi ujian dan musibah jika ia sabar dan berserah diri pada Allah, maka Allah telah berjanji bahwa Allah menghapus dosa mereka, melipat gandakan kebaikan yang mereka lakukan dan meninggikan derajat mereka dihadapan Allah SWT.
Ujian adalah sarana kita untuk naik kelas. Asalkan kita sabar dan ikhlas dalam menjalaninya. Serta selalu mendekat pada Allah. Berserah diri pada-Nya. Yakin bahwa tidak sesuatu pun yang diberikan Allah selain mengandung kebaikan.
Dalam hadist shahih disebutkan, “Tidak seorang muslim pun yang ditimpa kesusahan, penyakit, gelisah, sedih, derita, duka hingga duri yang menusuknya melainkan dengan sebab tersebut Allah hapuskan dosa-dosanya”.
Membedakan yang baik dan buruk, yang asli dari yang palsu dengan cobaan.
Saat ujian menghebat tibalah sesungguhnya manusia yang sebenarnya akan terlihat. Ada yang sebelum terkena musibah dia kuat, tapi saat terkena musibah ia jatuh dan tidak bisa menghadapinya. Ada yang terlihat lemah, justru makin kuat saat menjalani tiap ujian yang dihadapinya.
Ada yang menyikapinya dengan sabar dan tawakal dan mendekat pada Allah, ada pula yang malah menjauh saat ujian datang dan meminta pertolongan selain kepada Allah.
Pada hakekatnya hidup yang kita jalani tak ubahnya kita saat berada di sekolah. Penuh dengan proses belajar dan ujian. Saat kita sekolah pasti diwajibkan untuk belajar, hingga tiba saatnya ujian semester atau kelulusan.
Begitu juga hidup kita. Pengalaman yang kita dapat, hidup yang kita jalani tiap hari, adalah pembelajaran bagi kita. Cobaan dan masalah akan datang sebagai ujian, jika pengalaman yang banyak telah menggembleng kita dengan kuat, tentu kita akan sabar dan kuat melaluinya. Lebih mendekat pada Allah.
0 komentar:
Posting Komentar