Hiruk pikuk media sosial saat ini tidak bisa dipungkiri telah mempengaruhi banyak hal. Semenjak booming dan menjadi gaya hidup, banyak hal mulai bergeser. Jika dahulu silaturrahmi lebih nyaman dilakukan secara tatap muka, sekarang mungkin tidak lagi. Banyak orang yang justru nyaman dan lebih suka bersilaturrahmi lewat media sosial. Lebih simple, praktis dan tidak memakan banyak biaya.
Tidak hanya itu, jaman yang semakin maju, mau tidak mau akhirnya bukan orang dewasa saja yang semakin akrab dengan media sosial. Anak-anak sekarang pun tidak luput dari serangan efek media sosial. Jangan heran apabila sekarang banyak anak, bahkan mungkin bayi telah memiliki sosial. Kita tidak bisa menentang, nyinyir atau menghujat. Karena inilah jaman mereka. Namun, sebagai orang tua atau orang yang lebih dewasa kita masih bisa mengontrol mereka. Caranya? Cukup simple sebenarnya, baca tulisan ini sampai habis, ya!
Waspadai Dampak Media Sosial Bagi Anak-Anak
Seiring dengan semakin meningkatnya akses internet, tidak bisa dipungkiri jika media sosial saat ini menjadi aplikasi yang banyak digunakan. Bahkan anak-anak pun sekarang piwai dan bebas dalam mengakses media sosial. Maka, jangan heran jika pergaulan anak-anak jaman sekarang lebih bebas dibandingkan jaman dahulu. Salah satu penyebabnya adalah karena media sosial. Dampaknya memang tidak main-main. Berikut adalah rangkumannya;
Kurang Tidur
Anak-anak yang lebih akrab dengan media sosial biasanya akan lebih banyak menghabiskan waktunya dengan media sosial. Entah itu Facebook, Instagram, WA atau yang lainnya. Karena waktunya yang dominan itulah, rata-rata mereka akan mengalami masalah kurang tidur. Bagi anak-anak, lebih menyenangkan bermain media sosial dibandingkan dengan istirahat. Sekali membuka aplikasi sosial media, biasanya akan menjadikan lupa waktu.
Korban Perundungan
Jika selama ini kabar perundungan atau bully di dapat dari kehidupan nyata, sebenarnya di media sosial pun ada dan bahkan lebih kejam. Perundungan yang terjadi pun tidak jauh berbeda dalam kehidupan nyata. Hanya media yang digunakan adalah media maya. Dampak perundungan media sosial bisa melukai psikis anak-anak hingga berkepanjangan. Banyak kasus perundungan yang menyebabkan anak-anak mengakhiri hidupnya karena merasa tidak kuat.
Anak-Anak Menjadi Lebih Gelisah
Dampak lain yang terasa ketika anak-anak lebih akrab dengan media sosial adalah mereka menjadi pribadi yang mudah gelisah. Lebih banyak waktu yang dihabiskan di depan media sosial membuat mereka banyak mengalami tekanan. Misalnya saja tekanan untuk menuliskan sesuatu yang sempurna, membalas pesan hingga menggugah gambar yang terbaik. Di media sosial tidak jarang pula anak-anak akan mendapatkan komentar atau nyinyiran yang negatif. Hal itu pula yang berpotensi mereka akan mengalami gelisah dan cemas berkepanjangan.
Menjadi Pribadi yang Tidak Empati
Banyak hal yang telah membuktikan bahwa media sosial membuat anak-anak lebih mementingkan dirinya sendiri. Lebih banyak di depan media sosial menjadikan mereka tidak sadar atau tidak mudah peka dengan lingkungan sekitarnya. Rasa empati yang seharusnya dipupuk pada masa ini, justru semakin terkikis dengan keasyikan mereka dengan media sosial.
Sulit Berkomunikasi
Sebagai orang tua atau orang dewasa, pastinya sudah paham bukan bahwa di media sosial tidak ada aturan ejaan dan tata bahasa. Semuanya ditulis dengan bahasa yang kadang tidak familiar. Hal inilah yang akan menyebabkan anak-anak sulit untuk membedakan antara komunikasi di dunia nyata dan media sosial. Efek lainnya adalah keterampilan menulis mereka dalam hal ejaan atau tata bahasa akan terpengaruh.
Cara Cerdas Orang Tua Untuk Melahirkan Anak yang Cerdas Bermedia Sosial
Di jaman yang serba digital, memang tidak mudah bagi orang tua untuk memantau anak-anak dalam mengakses media sosial. Terlebih saat ini media sosial lebih mudah diakses lewat smartphone. Kepiawaian anak-anak dalam dunia digital bahkan bisa melebihi kemampuan orang dewasa pada umumnya.
Walaupun demikian bukan berarti sebagai orang tua, kita harus lepas tangan dan membiarkan anak-anak lebih asyik dengan media sosialnya. Orang tua harus tetap mendampingi agar anak-anak tetap aman. Ingin tahu caranya? Cek informasi lengkapnya di sini;
Perhatikan Aktivitas Anak di Media Sosial
Tidak dosa apabila kita sebagai orang tua memperhatikan aktivitas sosial media yang dilakukan anak. Stalking dengan apa yang dilakukan anak juga tidak mengapa. Dengan demikian akan lebih paham dan tahu apa saja yang di share anak di media sosial. Pun kita boleh meminta anak untuk memperlihatkan aktivitas mereka selama di media sosial.
Berikan peringatan atau saran ketika muncuk kalimat, gambar, konten atau video yang tidak baik. Kita sebagai orang tua punya hak dan kewajiban untuk memblokir sesuatu yang berbahaya. Karena jika dibiarkan akan berakibat buruk pada anak.
Menerapkan Batasan Usia Ketika Akan Menggunakan Media Sosial
Jika kita membuat akun media sosial, pastinya akan ada pemberitahuan bahwa beberapa media sosial punya aturan dalam memberlakukan batas usia minimal. Umumnya batas yang diberikan adalah 13 tahun. Namun, itu saja tidak cukup, sebagai orang tua yang cerdas alangkah baiknya apabila kita mendampingi saat mereka mengakses media sosial.
Berikan Aturan Batas Akses Media Sosial
Memberikan batasan dalam mengakses media sosial utamanya ponsel sangatlah penting. Jadi, tidak hanya menonton TV saja yang dibatasi. Misalnya saja mereka diberi aturan bahwa mengakses ponsel utamanya media sosial hanya 1 jam dalam sehari. Itu pun jika mereka telah selesai mengerjakan tugas sekolah.
Berikan Contoh yang Baik
Sudah menjadi kewajiban jika orang tua harus memberikan contoh yang baik
pada anak-anak. Walaupun sekarang anak-anak lebih cerdas dan cepat menguasai
teknologi digital, tetap saja orang tua harus memberi contoh. Jika orang tua
punya media sosial, hindari untuk menuliskan atau berbagi sesuatu yang tidak
baik. Serta sebisa mungkin jangan bermain media sosial saat bersama anak.
Gunakan Security yang Tepat
Seperti yang telah diketahui bahwa setiap media sosial memiliki fitur privasi yang dapat disesuaikan. Oleh sebab itu minta anak agar dapat mengatur fitur tersebut sesuai dengan keinginan orang tua. Bukan tanpa sebab, tujuannya adalah untuk melindungi anak-anak dari hal-hal negatif yang rawan terjadi di media sosial. Orang tua pun dapat menggunakan security berupa software yang dapat menjadi pengawas anak-anak dalam mengakses media sosial.
Perkembangan media sosial yang semakin pesat tidak akan bisa dihindari. Oleh sebab itu, sebagai orang tua yang cerdas tidak boleh abai atau bersikap acuh dengan hal tersebut. Jika tidak akan banyak kecolongan. Mulailah dengan menerapkan beberapa aturan bagi anak agar mereka tetap aman dalam menggunakan media sosial.
wah aku setuju banget sama poin memberikan contoh yang baik :D ortu wajib menjadi teladan dan panutan yaaa
BalasHapusbetul sekali...karena bagaimana orang tuanya, begitulah kelak anaknya...:)
Hapus