Setiap orang tua, pastinya mempunyai gaya pengasuhan yang berbeda-beda terhadap anaknya. Pola asuh ini yang akan menentukan karakter seorang anak. Perbedaan dalam pengasuhan inilah yang berdampak pada perbedaan karakter anak dari satu keluarga dengan keluarga lain. Perlu diketahui, bahwa pola asuh keluarga yang tepat, maka proses perkembangan anak akan berjalan lebih optimal.
Sebaliknya, terkadang orang tua tidak sadar seringkali melakukan kesalahan dalam pengasuhan ataupun mendidik anak. Penyebabnya, bisa jadi karena kurangnya pengetahuan orang tua tentang bagaimana ragam pola asuh. Lalu bagaimana apabila ingin memiliki anak dengan karakter baik, pola asuh yang bagaimana kah yang harus dilakukan, simak selengkapnya di bawah ini;
Jangan Suka Membandingkan Anak
Nampaknya pola asuh yang satu ini masih sering dilakukan oleh orang tua, baik secara sadar ataupun tidak sadar. Membandingkan anak seringkali dilakukan manakala orang tua merasa tidak puas dengan apa yang dilakukan oleh anak dan kurang dalam menghargai. Tanpa sadar pola asuh yang seperti ini yang akan membuat anak acapkali tidak percaya diri dengan apa yang dilakukannya. Bahkan bisa jadi seorang anak akan menyimpan dendam hingga pola asuh ini akan terus berantai.
Berhenti Bersikap Otoriter
Pola asuh otoriter atau mengekang dan mengharuskan anak mengikuti semua perintah tanpa kecuali. Walaupun apa yang diinginkan oleh orang tua baik, tapi pola asuh yang demikian justru akan membuat anak merasa stres. Umumnya pola asuh seperti ini menggunakan hukuman sebagai ganti kedisiplinan. Jadi, fokusnya adalah bagaimana anak patu pada aturan ataupun segala sesuatu yang diinginkan orang tua. Tidak pernah melibatkan anak dalam sebuah diskusi keluarga atau terlibat dalam penyelesaian masalah. Akibatnya, anak dengan pola asuh demikian akan cenderung tumbuh menjadi anak yang kurang percaya diri, pemalu, tidak bisa mengendalikan emosi dan tidak mandiri.
Ayah dan Bunda Harus Satu Misi dan Visi
Sangat penting bagi Ayah dan Bunda mempunyai visi dan misi yang sama dalam mengasuh anak. Pola asuh yang tidak sepaham antara kedua orang tua otomatis akan membuat anak merasa bingung dan cenderung mengikuti orang tua yang selalu menuruti keinginannya. Untuk itu sebagai orang tua, harus lebih sering berdiskusi pola asuh bagaimanakah yang diinginkan dalam sebuah keluarga. Buat peraturan yang jelas. Salah satu orang tua tidak boleh lemah sehingga anak tidak akan merasa kebingungan mana yang harus dipatuhi.
Hindari Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif adalah kebalikan dari otoriter. Kedua orang tua membebaskan anak untuk melakukan apapun yang dia inginkan. Seorang anak akan memiliki kuasa yang penuh dan sebagian besar apa yang diinginkan akan dipenuhi kedua orang tua. Banyak orang tua yang beralasan bahwa pola asuh yang demikian sebagai bentuk kasih sayang. Padahal, yang terjadi justru membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang egois, tidak sopan, selalu menuntut haknya dan ingin menang sendiri.
Pola Asuh Hadiah Tidak Selalu Baik
Memberi hadiah pada anak bukanlah hal yang buruk. Namun, jika dilakukan terus menerus tanpa ada alasan akan berakibat buruk pada perkembangan anak. Di masa yang akan datang anak akan tumbuh menjadi orang yang tidak ingin berjuang. Ingin selalu mendapat sesuatu secara instan. Hal itu dikarenakan sejak kecil ia mudah mendapatkan sesuatu baik berupa hadian dari orang tuanya. Memberi hadiah akan lebih baik jika diberikan pada moment tertentu atau ketika anak melakukan sesuatu yang baik tanpa harus dipaksa.
Memang menjadi orang tua bukanlah hal yang mudah. Utamanya dalam pola asuh dan mendidik anak. Adakalanya akan bertentangan dengan lingkungan atau keluarga. Namun, yang paling penting adalah kerjasama dan kekompakan orang tua dalam melakukannya. Jika orang tua sudah sepaham, maka akan mudah dalam menerapkan pola asuh yang tepat agar perkembangan anak optimal.
0 komentar:
Posting Komentar